March 30, 2009

Andalan Terakhir untuk Djarum Black Blog Competition

Lusa adalah hari terakhir pendaftaran Djarum Black Blog Competition. Meskipun aku terlambat mengetahuinya, akhirnya sampai juga pada artikel yang ke-21. Mungkin yang aku rasakan dirasakan juga oleh blacker yang lain, yaitu mengenai tema artikel yang dikompetisikan. Haruskah bertema tentang keywords yang dipilih? Ataukah tentang apa saja asal syarat keywords terpenuhi? Atau tentang hal yang lain yang sempat membuat blacker kehilangan arah?

Jika mau menulis artikel dengan tema fokus kepada keywords yang digunakan tentu akan mudah sekali. Karena pasti ada banyak sekali sumbernya. Tinggal googling kita bisa dapatkan. Tetapi akhirnya artikel akan lebih menyerupai berita atau saduran bebas yang dijejali pendapat pribadi. Artikel seperti ini akan sangat bisa dirasakan oleh pembacanya. Meskipun begitu, artikel yang bersifat berita akan "terkesan" berbobot dibandingkan dengan artikel tentang pengalaman pribadi. Karena bisa menampilkan data-data statistik yang lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan. Contohnya adalah tema tentang sejarah Djarum, produk-produknya, kegiatan-kegiatan yang disponsori Djarum dan yang seputar itulah.

Seorang blacker yang terlibat dalam kegiatan yang disponsori Djarum Black, menulis pengalaman pribadi pasti akan lebih sulit baginya. Tanpa kebiasaan menulis dan dikritik, artikel akan tidak memiliki arah (=ngglundung semprong), tidak ada pesan, dan kalimatnya patah-patah (bukan goyang patah-patah lho). Walau begitu tetap lebih berpeluang, karena ide-idenya sudah pasti segudang.

Untungnya aku perokok (baru kali ini aku merasa untung jadi perokok), dengan merokok Djarum Black Slimz dan Djarum Black yang bercita rasa, sudah memberikan sumbangan ide tulisan. Sekarang aku membayangkan blacker yang bukan perokok dan tidak mengenal banyak kegiatan yang disponsori Djarum Black. Jika di dalam artikel orang ini mengelu-elukan Djarum Black, rasanya kok piye gitu ya? Tidak sekata dengan hati. Seperti orang yang memanggil Anda dengan panggilan "Bos" setelah Anda berjanji akan memberinya rokok. Mari kita lihat kembali tentang syarat dan ketentuan kompetisi di autoblackthrough.com, yang aku tulis berikut mungkin telah sempat menjadi pemikiran blacker yang berubah-ubah haluan:

OVERVIEW: "Tulisan memuat pengalaman sehari-hari dan pandangan individu terhadap suatu hal." ehm... mudah dong. "Suatu hal", sempat bingung juga kan? Jangan-jangan "suatu hal" terbatas pada keywords yang diwajibkan. Makanya ada blacker yang melulu menulis tentang keywords. Bahkan semua dari 13 keywords ada di dalam satu biji artikelnya. Atau sering-sering mengulang kata "pendapatku" sehingga kata ini selalu muncul di 20 artikel.

LATAR BELAKANG: "Untuk menemukan generasi baru yang lebih expressive, speak up their opinion, care to their surroundings, and creative." Creative, jika digabung dengan keywords, akan membuat blacker menuliskan ide-ide kreatifitasnya yang mungkin (=siapa tahu) bisa dipertimbangkan oleh Djarum Black. Blacker ini menangkap pengertian bahwa Djarum Black sedang mencari hal baru untuk BLACK.
Kemudian "care to their surroundings". Surrounding me is Lumpur Porong, bagaimana ceritanya aku bisa mempertemukan Lumpur Porong dengan keywords?

SYARAT DAN KETENTUAN: "Menggunakan bahasa yang menarik dengan gaya bahasa apapun selama sopan." Bagaimana Anda menangkap maksud dari "Bahasa yang menarik" ? Apakah bahasa gaul? Karena memang akupun kadang memaksakan untuk sok gaul dalam artikelku. Padahal usia sudah larut. Kadang bingung mau pakai yang mana antara "Aku", "Saya" atau "Gue".

Udah ya, ikutan nulis aja. Yang menjadi andalan terakhir adalah do'a.

March 29, 2009

Kata Wanita tentang Merokok

Apakah Blacker yang lain juga pada memaksakan tema tulisannya ya? Bagi yang pandai menulis mungkin kepayahan juga loh kalau dia bukan perokok, dan hanya sedikiiit sekali mengenal dari 13 keywords yang diwajibkan. Terlebih jika dalam blognya sudah terlanjur ada tulisan yang menyudutkan perokok. Gak lucu kan kalo mengkampanyekan stop merokok, sementara dia mengharapkan Notebook Acer dari pabrik rokok, he.. he.. payah.

Swear, sebenarnya aku sangat meginginkan berhenti merokok. Tetapi bagaimana aku meninggalkan sesuatu yang sudah kujadikan pembuka hari? Setiap malam menjelang tidur, aku harus memastikan bahwa setidaknya ada sebatang untuk pembuka hari esok. Kedengaran gilakah? Istriku bilang, "Ada yang tidak beres jika suamiku berhenti merokok!" (diPHK misalnya?)

Perokok atau bukan adalah yang paling menentukan pendapat orang itu tentang merokok. Ini artinya pendapat tentang merokok adalah subyektif. Berbeda dengan pendapat tentang tindak korupsi. Koruptor atau bukan akan dengan tegas menyerukan hal yang sama tentang tindak korupsi. Persis! Inilah uniknya rokok.

Aku telah mencoba melakukan semacam reportase (gaya rèk) pendapat kepada beberapa wanita yang suaminya tidak merokok. Pandangan dan komentar mereka ternyata menarik juga untuk diposting.

Kepada mereka aku selalu membuka dialog dengan pertanyaan, "Apa pendapatmu dengan BLACK?" Semula aku berpikir mereka akan balik menanyakan, "Black apaan?" Eh, ternyata tidak. Tanpa kesepakatan, dari total yang hanya tiga wanita, semuanya memberikan respon awal yang sama, "Maksudnya Djarum Black ? Yang di iklan-iklan itu?" (Bravo BLACK!).

Hanya tiga wanita yang bisa aku dengar komentarnya, karena yang lain suaminya pada perokok. Wanita pertama bernama Yusi, semula memang mengatakan iklannya bagus, tetapi setelah aku minta komentarnya tentang merokok, ampun, seperti aktifis sedang orasi. Dengan berapi-api dia paparkan dengan derasnya tanpa jeda tentang sisi buruk merokok. Untuk ambil nafasnya sendiri saja seperti disempet-sempetin. Anda tentu bisa menerka dengan tepat apa yang telah disampaikan Yusi kepadaku. Maka tidaklah ada perlunya aku menuliskanya di dalam posting ini.

Wanita kedua bernama Sonya. Tentang merokok, masih serupa dengan komentar Yusi, tetapi disampaikannya dengan datar, sepotong-sepotong, cuek dan ceplas-ceplos. Ketika aku tanyakan apakah suaminya merokok, dia bilang ya dan tidak. Ya bilamana sedang berada di antara teman-teman yang perokok. Tuh, benar kalau ada yang bilang bahwa rokok adalah negosiator terbaik. Ketika dia tanya rokokku dan aku menjawabnya Djarum Black Slimz, bukan "Slimz" yang terkesan melainkan "Black". "Kok Black sih, emang rokoknya berwarna item? Ada gak sih rokoknya Black yang gak keluar asapnya?" Begitulah gayanya yang ceplas-ceplos mengakhiri pembicaraan.

Terakhir adalah Rita. Yang disampaikan istri Pak RT ini beda sekali. Dia bisa memilah mana orang yang gak tahu diri merokok tidak pada tempatnya, dan mana perokok yang baik (kosa kata baru nih, "perokok yang baik"). Sedangkan yang aku maksud beda adalah demikian, "Eh, Djarum Black ada yang rasa kopi, ya? Yang diproduksi Djarum apaan aja sih? Emang ada permen juga?" Dia juga mengakui bahwa di kalangan teman-temannya (wanita) sebagian juga perokok, yang kemudian pengakuannya ini ditutup dengan, "Kalo aku enggak lah ya, masa Bu RT ngerokok?"

Disimpulin sendiri, ya?

Janji Calon Ketua RT

Ada yang menarik malam ini. Pemilihan ketua RT. Entah karena tidak dibayar, menyebabkan "terpilih menjadi ketua RT" sebagai sesuatu yang dihindari oleh seluruh warga di lingkunganku. Karena dari pengalaman sebelumnya, memilih calon yang bersedia menjadi ketua RT tidak pernah memberikan hasil, akhirnya seluruh kepala keluarga adalah calon. Heran ya? Gak usah, ini ide bagus loh...

Rapat warga yang rata-rata dua bulan sekali diadakan selalu dihadiri kurang dari setengahnya. Hal ini sempat membuatku dengan sendirinya was-was, bagaimana nanti pemilihan ketua RT bisa berlangsung? Ternyata panitia telah menciptakan sesuatu untuk membuat warga sulit untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Yakni door price. Ada kipas angin, dispenser, seterika dan jam dinding. Ditambah makan malam dengan dua menu yang bisa dinikmati keduanya: Lontong kambing dan lontong sayur.

Kebetulan depan rumah adalah seorang calon yang berpotensi untuk terpilih, Pak Cahyono. Dari pagi dia terlihat berusaha merangsang setiap orang yang ditemuinya untuk tidak memilihnya. Beda ya, sama Caleg? Dan lagi, Pak Cahyono menjanjikan akan memotong kambing buat pesta se-RT jika dirinya tidak terpilih. He..he.. sebegitukah?

Acara berlangsung tertib, lancar dan sukses. Pemilihan dilakukan dengan mencontreng. Hitung-hitung buat pemanasan. Pemilih satu persatu dipanggil oleh panitia untuk mendapatkan kertas suara, kemudian menuju tempat pencontrengan, dan... setelah mencontreng pemilih langsung mendapatkan sepiring Lontong Kambing dengan porsi besar plus es buah. Ehm... gak sabaran lekas nyontreng dan menyantap lontong kambingnya.

Lezat gile. Dan akupun berharap agar Pak Cahyono tidak terpilih, sehingga dalam waktu dekat bisa makan kambing, again. Habis makan bareng-bareng, pedes, tentu suasana harus dijaga tetap cair dengan merokok. Kebetulan aku duduk bersebelahan dengan Pak Cahyono, sedang disebelahku yang lain adalah seseorang yang masih dengan penuh gairahnya melahapi lontong kambingnya. Pak Cahyono bukan perokok, tetapi selalu menjaga ketersediaan rokok, di rumah dan dimanapun. Kalau sedang tidak ada persediaan, dia mesti tanya "Rokoke sampean opo, pak?" (Rokokmu apa, pak?). Bukan berarti dia minta, melainkan hendak membelikan rokok yang sesuai dengan selera. Akupun sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan ini: "Djarum Black, bos!" He.. he.. kalo lagi ada untungnya manggil bos. Sudah tradisi.

Mungkin karena penghitungan belum dilakukan, telah membuat Pak Cahyono tegang. Yang juga telah membuat jawaban yang sudah aku siapkan tak bisa aku cetuskan. Yo wislah, bosnya lagi tegang.

Harapanku terkabul. Pak Cahyono tidak terpilih. Artinya akan makan kambing lagi. Dan tentu saja Djarum Black, persisnya Djarum Black Slimz. Meski persediaan rokok masih ada, gak pantas menolak rejeki.

"Pak, kuwalat sampean kalau ingkar janji!" itulah yang aku sampaikan sebagai ucapan selamat kepada Pak Cahyono. Sekaligus buru-buru berpamitan pulang untuk lekas menulis posting ini.

Berita Musibah Situ Gintung Untuk Tanggul Porong

Turut berduka cita kepada korban yang tertimpa musibah jebolnya tanggul Situ Gintung.

Sebagai penduduk yang tinggal di perumahan dengan jarak yang "terbilang" aman dari ancaman jebolnya Tanggul Lumpur Porong, musibah Situ Gintung yang terjadi Jum`at (27/3) kemarin cukup untuk membuatku ketakutan. Terlebih musibah Situ Gintung terjadi pada waktu kebanyakan orang masih di dalam tidurnya.

AHMAD ZULKARNAIN, Humas Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BP BPLS) kepada suarasurabaya.net menyatakan pihaknya akan lebih waspada. Waspada, tentu semua orang yang berada di sekitar tanggul lumpur Porong juga harus waspada. Hanya saja yang aku tidak mengerti, apa yang seharusnya berbeda jika seseorang sudah waspada?

Jalan Raya Porong yang berhimpitan dengan tanggul juga masih sama sibuknya dengan kemarin dan kemarin-kemarinnya lagi. Mungkin saja mereka yang memadati lalu lintas ini adalah orang-orang yang siap dengan kenyataan apapun. Karena bagiku, hal yang paling mengerikan dan aku hindari adalah berada di dalam mobil dan terjebak macet di Jalan Raya Porong.

Karena jika sampai tanggul luar di sepanjang ruas jalan Porong-Gempol ini jebol, kepadatan lalu lintas akan bagai sampah sungai lumpur yang mengalir deras. Kemudian apa bukti sebuah kewaspadaan dari mereka ini? Kecuali bagi BP BPLS yang bisa menunjukkan bukti kewaspadaannya dengan meningkatkan aktifitas penguatan tanggul.

Ditambah dengan tenggelamnya tanggul cincin mulai minggu lalu, maka tekanan lumpur kepada tanggul luar akan menguat. Sementara tanggul luar sepertinya sudah tidak mungkin lagi diperkuat, baik dengan mempertebal maupun mempertinggi. Melihat terbentuknya tanggul yang berawal dari upaya darurat, maka tanggul ini bukanlah sebuah arsitektur pengamanan dengan perencanaan yang semestinya. Tetapi tanggul inilah satu-satunya yang diandalkan untuk nasib siapapun pengguna Jalan Raya Porong.

Apakah Anda pernah heran dengan orang yang masih meninggali rumahnya yang berada di bawah tanggul? Kok tidak takut, ya? Pertanyaan ini juga ditanyakan oleh siapa saja yang berkunjung dan berdiri di atas tanggul sambil jeprat-jepret dengan kameranya. (Berdiri di atas tanggul? Kok tidak takut, ya?) Juga ditanyakan oleh pengendara yang menghabiskan 2 jam lebih waktunya di dalam mobil yang merangkaki Jalan Raya Porong yang hanya beberapa jengkal dari tanggul. Kok tidak takut, ya?

Jelas-jelas semua mengatakan bahwa radius aman adalah 2,5 sampai 3 kilometer. Entahlah. Hanya doa yang bisa aku upayakan sebagai sikap waspada. Semoga tidak akan ada musibah lagi.

Satu pesan untuk Djarum Black , seandainya Blackinnovationawards memperluas batasan tema untuk konsep desain karya yang dikompetisikan, mungkin saja ada yang memiliki ide brilian untuk Tanggul Lumpur Porong. Karena pemilik ide tersebut mungkin sudah menyampaikannya kepada yang lain tetapi mendapatkan respon: "Who do you think you are?"

Foto-foto berikut aku ambil semasa tanggul di sepanjang ruas jalan Porong-Gempol masih setinggi lutut. Foto yang terkini aku gak punya, maaf, belum ada cukup keberanian untuk berdiri di sekitar tanggul.


Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera 1.
Saat ini sudah total terbenam lumpur.


Pemukiman kampung ini juga total sudah terkubur.
Gundukan tanah itu saat ini sudah setinggi kira-kira 10m.


Zoom dari gambar sebelumnya.


Permukaan lumpur yang mengering,
jangan coba menginjakkan kaki, Anda akan tenggelam!

March 28, 2009

Jagalah Tradisi

Seorang pengusaha alat berat yang sukses mengatakan kepadaku tentang kiat suksesnya: "Jagalah tradisi". Pertemuanku dengannya yang tidak pernah bisa lebih panjang dari waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan sebatang Djarum Black Slimz, mengakibatkan kiat pendek itu belum pernah mendapatkan penjelasan lebih.

Kemarin adalah hari Nyepi, baru kusadari ketika salah satu teman menolakku datang kerumahnya. Namanya Made, dan aku memanggilnya Beli. Tinggal di Sidoarjo tetapi jika ke rumahnya, baru berada di luar pagar rumah serasa sudah berada di Bali.

Bangga dengan tradisi, itulah yang aku nilai terhadap Made dengan kehidupannya. Arsitektur Bali yang mewarnai rumahnya sangat detil sekali. Koleksi musik tradisional yang masih berupa kaset pita juga dimilikinya. Bahasa daerah juga digunakannya untuk sesama Bali.

Berbeda dengan aku yang berdarah asli Mojopahit, Jawa. Dengan jiwaku yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan yang Jawa banget, baru kemarin aku menyadari diriku nyaris tak dikenali. Mulai dari bahasa, arsitektur rumah, bahkan aksenku sudah tidak ada Jawanya. Kesadaran ini melahirkan tulisan yang seutuhnya untuk kompetisi blog Djarum Black. Berlanjut dengan mengumpulkan ingatanku kepada teman-teman yang Keturunan Arab, Tionghoa, Sunda, Minang, Aceh, Madura...

Aku tidak akan menunjukkan satu per satu. Terlalu panjang. Dan lagi belum tentu ada yang membacanya, sekalipun oleh juri, he.. he.. Melainkan sekaligus saja borongan bersama mengalirnya ide yang ngglundung semprong ini.

Keturunan Tionghoa dan Arab atau kawasan Timur Tengah yang ada di Negara ini, meski lahir, tumbuh, besar dan sekolah di Jawa, bahasa yang digunakan untuk memanggil hubungan famili dalam keluarga masih kental dengan tradisi nenek moyang mereka. Kenyataan kursus Bahasa Mandarin, Tionghoa dan Arab bisa mudah ditemukan.

Sama halnya dengan Made, meski berada jauh dari tempat tradisi itu lahir, dia bangga menggunakan tradisi mulai dari pemilihan nama untuk anaknya yang akan lahir sampai dengan hiasan dinding ruang tamu.

Berbeda dengan Generasi Jawa, justru sebaliknya, lihatlah bagaimana generasi remajanya yang malu jika di dalam kehidupannya ada berbau tradisi nenek moyang. Jika saja sekarang ini ada remaja yang gemar nonton wayang kulit, tentu akan dianggap aneh oleh teman-temannya. Mungkin hanya pada upacara pernikahan sebagian dari kita (Jawa) masih mau mengikuti tradisi, itupun terjadi lantaran kehendak orang tua. Mempelai hanya monggo kewamon lantaran biaya pernikahan dijamin orang tua. Jika masih tinggal di tanah Jawa saja sudah menepiskan aroma tradisi, bagaimana jika di luar Jawa?

Internet. Kita lihat bangsa yang maju menggunakan bahasa bahkan huruf tradisinya, bagaimana dengan Ho No Co Ro Ko?

Ayolah dulur-dulur jowo, memang saat ini sudah kebablasan jauh kita meninggalkannya. Barang sedikit saja bukanlah sesuatu yang sia-sia jika kita niatkan menjaga tradisi.
Meskipun hanya sebuah kata "nuwun" sebagai salam penutup di badan pesan.

Nuwun

March 26, 2009

Antara Presiden, Legislatif dan Ketua RT

Baru sadar, mengikuti kompetisi blognya Djarum Black membawaku lebih pemerhati dengan sekitar. Tetapi lebih didorong oleh batas waktu yang tinggal 4 hari lagi. Munculnya ide kreatif untuk artikel berikutnya tidak lagi bisa ditunggu, harus dikejar. Seharian duduk-duduk di tanggul lumpur porong sampek habis sebungkus Djarum Black Slimz gak juga melahirkan tulisan.

Kebetulan sore tadi aku menerima undangan pemilihan Ketua RT yang akan berlangsung hari minggu nanti. Di kebanyakan tempat mungkin sama, bahwa orang cenderung menolak untuk dipilih menjadi Ketua RT. Jika CaPres berjanji dan CaLeg berseru, bagaimana dengan Calon RT?

Masih ingat janji-janji CaPres pada masa pemilihan periode yang lalu? Tetapi sekarang ingatlah kembali dengan CaLeg yang lebih aktif dengan seruan dari pada janji. Janji sebagian CaLeg (semoga hanya satu-dua) lebih diperuntukkan kepada tukang sablon: "Kekurangannya biaya sablon ntar dulu ya..."
Seruan (mirip perintah) CaLeg di bannernya antara lain seperti ini:
- Tegakkan Kebenaran
- Berantas Korupsi
- Lindungi Petani
- Teruskan Pembangunan
- Berjuang untuk Rakyat
Dan masih banyak lagi, tetapi lebih berupa seruan ketimbang janji.

Sayangnya tidak ada ikatan bagi mereka dengan janjinya. Karena janji-janji ini tidak bermaterai apalagi bernotaris. Semoga pemilik janji percaya dengan adanya dosa.

Ketika sudah terpilih dan memasuki masa jabatan, banyak orang menuntut (walau sebatas obrolan di warung) bahwa presiden tidak menepati janjinya. Wajar dong menuntut, karena dulunya kan presiden terpilih memang mintak dipilih. Demikian pula Leg : "Contreng Aku!".

Jawaban dari presiden dan legislatif menanggapi keluhan urusan janji mereka akan selalu ada dan argumentatif. Tetapi pasti tidak seperti tanggapan Ketua RT menanggapi keluhan warganya yang pasti tegas dan seketika:
"Siapa suruh lo pilih gue!"

SMS Saja, Tidak Usah Report-report Bawa Kado

Perhatikan gambar di samping, sering terlihat berada di halaman depan sebuah undangan pernikahan. Jika saya membacakan simbol ini untuk Anda, maka inilah kalimat saya: "Gak usah repot-report bawa kado atau karangan bunga, cukup SMS saja". Betul kan, yang paling kiri itu adalah ikon sms? Siapapun pasti tahu itu.

Juntrungnya sih yang diundang ngertik yang dimaksud adalah pulus alias uang. Tetapi sekarang ini kan era komunikasi "samar". Ada yang jelas tetapi justru disamarkan. Katanya biar lebih seni, nyentrik, beda sama yang lain. Kalik aja Anda akan melangsungkan pernikahan, sekaligus bisa untuk memasyarakatkan internet, ikon berikut bisa menggantikan yang samar:
Atau pilih tetap samar tetapi yang ini lebih mantap (pasti):

Ikon di atas tuh, bila ditaruh di halaman muka undangan pernikahan, yaqin dech 100% yang diundang paham maksud Anda. Bisa saja mereka sempat tanya, "Black, Apa maksudnya?" Tapi gak bakalan dech ada yang bawa kado berisikan Djarum Black Slimz. Meskipun mereka tahu akhir-akhir ini Anda penggemar Djarum Black.

Think Black
Think Power.

Walang Kekek di Internet

Kang Samad, teman kantor, yang di rumahnya ngecer pulsa, pagi tadi menceritakan kejadian yang dialaminya sabtu lalu. Pada jam-jam pulang sekolah, sekelompok siswi pelajar SMP mampir di rumahnya untuk membeli pulsa. Tidak seperti biasanya, setelah ditunggu beberapa lama, salah satu siswi ini mengaku sisa pulsanya belum bertambah. Anak ini menyodorkan HPnya agar bisa dibuktikan sendiri oleh Kang Samad. Setelah beberapa saat Kang Samad konfirm dan cek, dia menawarkan kepada siswi itu untuk dilakukan pengisian ulang menggunakan kartu fisik. Deal. Kang Samad membawa HP siswi SMP itu ke dalam rumah untuk dibantu pengisiannya. "Ya Tuhan!" jiwa Kang Samad terjerembab. Entah iseng atau usil, Kang Samad telah coba-coba ngebrowse isi HP. Dan dia mendapati adegan porno yang Kang Samad menyebutnya "walang kekek". Ada yang ijo, coklat, abu-abu... banyak sekali! Walang Kekek!

Perihal lain, Entah karena meningkatnya kebutuhan akan informasi, atau lebih karena murahnya biaya sambungan internet, sekarang ini di beberapa sekolah tingkat pertama sudah memberikan tugas kepada muridnya yang harus dicari di internet. Di dalam lembar tugas harus dicantumkan nama website yang menjadi sumber informasi yang didapat. Hanya sebagian kecil saja dari murid-murid ini yang mengerjakannya di rumah. Sebagian besar menggunakan jasa warnet. Yang berkelanjutan si anak sedikitnya seminggu sekali minta ijin ortu ke warnet karena ada tugas. Dan demikianlah sebulan terakhir ini anak Kang Samad sedikitnya 2 kali dalam seminggu minta ijin ke warnet karena "tugas sekolah".

Artikel ini semoga bisa membantu memberikan sikap kepada siapapun Anda, bagaimana yang terbaik untuk anak, adik, keponakan atau Anda sendiri. Yakni antara kebutuhan, manfaat, hiburan dan risiko internet. Aku tidak memiliki latar belakang yang mendukung untuk berpendapat terlebih bernasihat. Tetapi sebagai pengajar les private komputer, aku ada sedikit pengalaman yang silahkan dipetik sendiri.

Saat ini aku memiliki 3 murid private, pertama bernama Lenny siswi SMP favorit di Surabaya - anak tunggal dari pasangan yang berkelebihan dalam materi. Yang kedua dipanggil Siti, siswi SMU swasta di Sidoarjo - anak pengusaha peternakan yang juga berlimpah penghasilan. Tetapi kedua anak ini memiliki orang tua yang bertolak dalam hal kepercayaan kepada anak dalam urusan internet. Dan terakhir adalah seorang kepala sekolah SMU yang sudah hampir pensiun.

Sore itu adalah jadwalku ngelesin Pak Yayan, yang kepala sekolah itu. Pak Yayan memiliki tiga anak lelaki, yang sulung dan yang kedua sudah hidup sendiri di perantauan, yang masih tinggal di rumah adalah anak bungsunya yang saat ini masih kelas 5 sekolah dasar. Karena di SMU yang dikepalainya sudah hampir seminggu nyambung speedy, Pak Yayan minta diajari internet dan email. Menurut pengakuannya, bapak ini tidak pernah tahu yang namanya internet. Meskipun sudah memiliki email address, Pak Yayan selalu minta tolong seseorang di sekolah untuk periksa mail boxnya, kalik ada email masuk. Demikian pula kalau ingin compose email. Tidak ada yang bisa dilakukannya sendiri.

PC Pak Yayan di rumah yang masih Pentium 3 itu sudah ada modemnya. Tetapi jika mau internetan, mesti ngeler kabel sepanjang 4 meter untuk nyambungin dari pc ke roset terdekat. Ketika aku tanya siapa yang biasa pakai internet, menurutnya tidak ada. Tetapi aku melihat di desktop sudah ada shortcut telkomnet. Masa bodolah, dia bilang internet gak pernah ada yang pakai, apa peduliku?.

Setelah berhasil dial up, mulailah aku menjelaskan apa itu browser beserta macamnya, search engine dan lain-lain yang menurutku perlu bapak ini tahu. Ketika aku bermaksud memberikan contoh mengetikkan keyword "SMU" di google, ups! gile! autocompletenya memberikan list mulai dari sex... bla.. bla.. bla.. Juga nama-nama bintang nudis. Belum sempat aku berusaha menghilangkan histori ini, jendela baru terus bermunculan menampilkan "walang kekek" dan variannya. Jejak siapakah ini? Jelas saja aku hanya berpikir tentang anak Pak Yayan yang baru kelas 5 SD itu.

Berikutnya: Namanya Lenny, sedang dalam tugas sekolah untuk membuat animasi menggunakan flash dan harus dipasang di halaman web. Tuh, SMP sekarang sudah dapet tugas beginian. Aku dipertemukan dengannya oleh sebuah Lembaga Bimbingan Belajar yang memang sebelumnya pernah aku mendaftarkan diri sebagai tenaga pengajar private ke seluruh Bimbingan Belajar yang ada.

Aku menilai orang tua Lenny "sangat percaya" kepada anaknya. Terbukti anak ini telah mengetahui banyak konten internet. Selain menggunakan pc, akses internet via perangkat mobile juga biasa dilakukannya. Meskipun daftar bookmarknya sudah panjang sekali, tetapi memang anak ini bisa dipercaya. Intrenet sudah menjadi kebutuhan keluarganya. Sehingga anak menyadari bahwa dirinya belum cukup mampu untuk mengelabuhi ortu. Yang jelas, Lenny saat ini adalah siswi peringkat yang menjadi andalan sekolahnya.

Terakhir: Siti. Kepadaku Abahnya bercerita banyak tentang batasan yang diberlakukannya terhadap anak bungsunya, Siti. Mulai larangan mengikuti kegiatan karang taruna sampai larangan belajar bersama. Seluruh kegiatan yang mengharuskan ke luar rumah harus didampingi oleh umiknya.

Umik ini ternyata memiliki banyak sekali berita buruk yang bermula dari internet dan HP. Berita yang diperolehnya dari beberapa halaman surat kabar yang sengaja dikumpulkannya. Tetapi Umik belum sekalipun tahu yang namanya internet.

Sayangnya aku tidak tahu apa yang telah dilakukan Siti sehingga orang tua memperlakukannya demikian. Tetapi apabila perlakuan orang tua Siti ini hanya sebuah tindakan preventif, maka sungguh kasihan Siti. Sampai-sampai untuk memiliki HP saja Siti tidak diijinkan.

Cerita ini yang aku sampaikan kepada Kang Samad sebagai jawaban atas pertanyaannya kepadaku: "Bagaimana sebaiknya sikapku kepada anakku?"

Yang sekarang bikin aku bingung, bagaimana caranya "menyelinapkan" keyword Djarum Black atau Djarum Black Slimz ke dalam artikel ini?

March 24, 2009

Orang Paling Sedih di Hari Gajian

Anda sudah kerja kan? Senang ketika terima gaji? Pasti dong! Siapa tahu cerita ini bisa menambah rasa syukur Anda dengan gaji yang Anda terima. Karena ada lho yang pada tanggal gajian wajahnya ditekuk, dilipat, cuman gak sampek dibungkus. Kesedihannya saat melihat uang gajian melebihi kesedihannya melihat surat pemecatan.

Namanya Aman, hampir saban hari ada tilpon untuknya di kantor tempatnya bekerja, yang selalu dijawabnya dengan lirih seolah agar teman kerja seruang tidak ada yang denger. Gayanya terima tilpon selalu dengan mengusap-usap kuat mulai jidat sampai tengkuk. Diakhiri dengan mengusap wajah (seperti mengakhiri doa). Begitu berulang-ulang yang dilakukannya sepanjang tilpon. Itulah Aman, masih bujang dan belum genap 2 tahun bekerja.

Dompet Aman selalu tebal, susah dilipat saking tebalnya. Dipenuhi dengan kartu kredit dan lembaran-lembaran pembayaran, billing, bukti transfer dan yang lain lagi seputar urusan kartu kredit.

Banyaknya tawaran kartu kredit dengan kemudahannya pada akhirnya membawa Aman dalam keadaan yang sama sekali tidak aman. Empat lembar kartu kredit yang belum genap setahun sejak diaktifkan, silih berganti "digesek" untuk membayar yang lainnya. Total yang dipikirkannya hanyalah tagihan - tagihan - tagihan!

Setiap ada tagihan Aman selalu menjanjikan tanggal 25 (pada tanggal ini Aman terima gaji). Aman tidak sadar telah menjanjikan kepada 4 penagih dengan nilai yang apabila ditotal hampir 2 kali lipat dari besar gaji yang akan diterimanya. Padahal itu hanya untuk pembayaran minimum dengan sedikit kelebihan.

Apa saran Anda kepada Aman? Apakah Anda akan menyarankan berhenti merokok, kemudian baca buku management keuangan pribadi? Mungkin Aman tidak akan menolak saran ini, tetapi saya tahu persis bahwa rokoklah yang membuatnya masih bertahan. Meskipun kegemaran Aman bukan Djarum Black Slimz, kebutuhan akan rokok selalu terpenuhi. Kok aneh? Inilah mungkin tambahan bukti untuk teori tentang hukum tarik menarik . Mungkin lantaran rokok menjadi fokus pikirannya yang paling tulus, maka alam mempertemukan rokok untuknya dengan berbagai cerita.

Kemungkinan ini saya pikirkan dari kebanyakan baca buku seperti The Secret karangan Rhonda Byrne, Quantum Ikhlas oleh Erbe Sentanu, dan sebangsanya yang lain. Jika saja Anda sedang dalam perahu Aman, menurut saya alihkan kesedihan dengan baca buku. Bisa membantu mengencangkan kembali wajah yang terlanjur lungsêt karena seringnya ditekuk dan dilipat. Saya sampaikan hal ini karena Aman dalam cerita di atas tidak lain adalah masa laluku (..ihik..). Tetapi jika wajah anda berseri (semoga demikian), semoga artikel ini bisa membersitkan ide segar agar 20 artikel untuk kompetisi blog Djarum Black lekas terpenuhi dengan ringan. Setidaknya, saat ini ada (banyak) orang sedang menghilang menghindari debt collector kartu kredit, sementara Anda sedang enjoy mengunjungi blog saya (terimakasih). Bersyukurlah...

March 23, 2009

Cerita dari yang Sudah Mati tentang Pajak

Bukan hanya Anda yang takut kepada kematian (maaf jika Anda tidak takut), yang sudah pernah matipun bahkan lebih ketakutan. Ada yang mengatakan kepada saya, mengapa orang mati tidak ada yang kembali? Mungkin karena tidak bisa, tetapi lebih karena dia tidak mau mati yang ke dua kalinya. Maka sangat wajar kematian ditakuti oleh yang masih hidup dan oleh yang sudah mati sekaligus.

Walau ada orang mati yang ingin kembali ke dunia hanya untuk membayar Pajak dengan benar, baginya seburuk tempatnya sekarang masih mending daripada harus hidup dan mati lagi. Seandainya sosok ini hidup kembali menemui kita, berikut adalah yang akan disampaikannya:

Di sana, setiap manusia akan mempertanggungjawabkan harta kekayaannya. Mirip seperti kewajiban melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan semasa masih hidup di dunia. Walau sangat berbeda, tetapi hanya inilah yang paling serupa yang bisa dimengerti oleh yang masih hidup. Karena tidak semua hal bisa dijelaskan dengan tulisan, kecuali mengalaminnya sendiri.

Tidak semua hal bisa dijelaskan dengan kata-kata. Sama juga seperti bagaimana seorang suami bisa menjelaskan rasanya Djarum Black Slimz kepada istrinya, tidak ada kata-kata yang bisa mewakili Smooth Softnya Slimz. Kecuali Anda menyulutnya sendiri.

31 maret 2009 beberapa hari lagi, adalah terakhir penyerahan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (sekaligus terakhir artikel Djarum Black Blog diposting oleh BLACKer). Berikut adalah sedikit dari banyak hal unik di Bulan Maret yang telah dilakukan oleh beberapa orang yang masih hidup mewakili kisah untuk kelompoknya:

Nawi, karyawan yang baru selesai mengurus Pendaftaran NPWP. Bulan ini adalah pertama baginya mengisi formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan WPOP (=Wajib Pajak Orang Pribadi). Nawi tidak merasakan perubahan apa-apa antara memiliki NPWP dan tidak. Walau Nawi hanya memasukkan 1 dari 3 mobil mewahnya sebagai kekayaan yang dimiliki, dan memasukkan sekotak perhiasan yang tidak dimilikinya.

Roy, perangkat desa kawakan yang sangat patuh dengan undang-undang. Meski usaha wartelnya sudah kempis-kempis, Roy ikhlas untuk membayar 150rb pada bulan maret setiap tahunnya sebagai imbal jasa kepada yang mengerjakan formulir pajaknya.

Bejo, pengusaha kecil yang sudah memiliki NPWP Badan dari 4 tahun yang lalu. Bejo bukan sosok berpendidikan yang peduli dan banyak tahu tentang perpajakan. Tetapi dia sangat hafal dengan fluktuasi suku bunga pinjaman. NPWP didapatkannya "paket" bersama dengan pinjaman senilai 75juta. Pengurusan Paket ini keseluruhannya Bejo pasrah bongkokan kepada Rodin marketing bank dengan imbalan jasa senilai 1 juta lebih. Sekalipun Bejo belum pernah membayar pajak usahanya, tetapi sedikitpun dia tidak merasa telah melalaikan kewajiban.

Bayu, pengusaha menengah yang sukses di bidang pertanian. Kisahnya tidak banyak berbeda dengan Bejo, tetapi usaha Bayu benar-benar "boom". Entah mengapa bulan lalu Bayu mendapatkan surat teguran dari kantor pajak berkenaan dengan tidak pernah melapor. Beruntunglah Bayu memiliki keponakan yang kebetulan bekerja di kantor pajak. Kepada keponakan yang masih karyawan muda ini Bayu minta diciptakan dirinya hanyalah pengusaha kecil yang hanya memiliki seperlima dari kekayaan yang sebenarnya. Sampai sekarang Bayu masih saja protes kepada siapa saja yang dijumpainya. Dia menghukumi kecurangan yang dilakukannya adalah tidak sebanding dengan uang rakyat yang banyak dikorup. Sampai kepada penyesalannya mengapa dulu mendaftar NPWP: "Kenapa tidak bisa dicabut? Kalo harus bayar pajak bagaimana bisa untung...?!"

Koko, seorang karyawan pabrik yang nyambi konsultan akuntansi yang di bulan-bulan begini adalah musim panen dengan jasa ecerannya. Sangat piawai dalam profesinya. Jago sulap walau gak pernah manggung. Memiliki 6 karyawan yang kesemuanya masih mahasiswa. Walau dari usaha ini Koko bisa beli mobil untuk setiap musimnya, Koko hanya memiliki NPWP Pribadi yang didaftarkan kolektif oleh perusahaan tempat bekerja.

Tamya, karyawan staff yang sering mengerjakan tugas "mensiasati" laporan keuangan untuk perusahaan tempatnya bekerja. Dan sekarang sudah meninggal. Mungkin Tamya ingin berpesan: "Setelah mati, tidak sebesar atompun mampu engkau sembunyikan kebohonganmu!"

March 22, 2009

Hutang Caleg kepada Tukang Sablon

Mungkin Anda sedang tersesat, atau Anda BLACKer (peserta Djarum Black Blog Competition) dan kebetulan menampilkan halaman ini. Tidak perlu memulai membaca jika tidak menyelesaikannya. Jika sudah memulai, pastikan menyelesaikannya sampai baris terakhir. Ada yang pantas Anda petik dari tulisan ini. Sayangnya saya bukan penulis sebuah buku yang terlanjur laris terjual. Sehingga pantas bagi Anda untuk segera meninggalkanku... (kasihan dech aku)

Siang ini berbeda dari kemarin. Terik matahari lebih tajam menusuki bumi. Mungkin karena tidak besertanya hembusan angin yang biasanya membawa aroma khas lumpur porong. Sehingga panas yang seharusnya dilambaikan oleh hembusan angin busuk, siang ini tanpa hambatan terik berjatuhan.

Sebagian aspal bagian-bagiannya ada yang terlihat seperti basah. Bukan oleh air melainkan karena mendidih kepanasan. Meski aku berada di atas motor yang tentu saja tidak ber-AC, bisa saja aku memikirkan seolah berada di dalam mobil mewah nan nyaman. Hanya agar terminal Bungurasih tidak terasa jauh.

Tidak seperti sebelum jadi BLACKer. Mungkin hari ini pertama kalinya aku naik bus dengan terjaga. Benar-benar terjaga. Membuatku lebih care kepada pemandangan di luar bus yang terus berganti. Tetapi ada yang terlihat kembali dan terulang, yakni banner Caleg. Dengan berbagai ukurannya mendominasi pemandangan sepanjang perjalanan Sidoarjo - Nganjuk. Benar kata Mama Lorent yang disampaikannya dengan gurau sewaktu menjawab sebuah pertanyaan di televisi tahun lalu, "Peluang bisnis apa yang bagus untuk 2009?" : "Buka sablon partai-partai".

Ada beberapa banner Caleg yang membuatku perhatian. Sepanjang perjalanan yang dengan duduk saja sampai aku merasakan lelah, mengapa banner dengan gambar orang yang sama masih terulang terlihat. Jika saja banner sebanyak itu adalah iklan Djarum Black, tentu akan besar pajak iklan yang harus dibayar, dan pasti terbayar. Sedangkan ini banner bergambar wajah-wajah yang bisa jadi beberapa dari mereka baru saja ber-NPWP. Pasti biaya yang tidak sedikit telah dikeluarkan untuk ini. Memaksaku untuk tahu, apakah besar kecilnya banner ini bergantung dengan kaya dan tidaknya Caleg yang bersangkutan? Mau tahu?

Rudi, temanku sebangku semasa SMP dan SMA. Selain petani sebagai profesinya, di sudut rumahnya ada ruangan berukuran 2,5x5 meter persegi yang digunakan untuk usaha sablon dan komputeran (begitulah banyak orang menyebutnya). Separoh dari waktuku mudik akhirnya untuk begadang bersamanya. Berikut pengakuan Rudi tentang keterlibatannya mengikuti peluang bisnis 2009.

Adalah seorang wanita seusia Rudi, sebut saja Siti (bukan gadis desa), salah satu Caleg yang minta didesainkan sekaligus dicetakkan banner bergambar dirinya. Sesama Caleg ternyata ada yang koorperatif. Selain untuk dirinya, Siti juga memesankan banner untuk temannya yang juga Caleg. Hanya saja, kalo Siti Caleg DPD, temannya Siti Caleg DPR RI. Kita kasih saja nama Lily untuk teman Siti ini.

Rumah Rudi jauh dari perkotaan, berada di sebuah desa yang kira-kira 50% lebih wilayahnya adalah persawahan. Wajar jika akupun bertanya bagaimana ceritanya ada Caleg nyasar menjadi pelanggan Rudi? Siti yang lebih tahu pasti ceritanya. Yang penting sekarang kita lanjutkan cerita tentang Siti dan banner pesanannya untuk teman Siti yang bernama Lily.

Siti mengajukan order banner untuk ukuran 100 x 75 cm persegi sebanyak 6000 lembar. Dengan gambar wajah teman Siti yang bernama Lily. Enam ribu lembar! Karena kuantitinya yang buanyak, Siti minta harga 2000 lebih murah dari harga banner untuk dirinya yang sudah kelar. Yaitu 17.000 rupiah menjadi 15.000 rupiah per lembarnya. (Sebentar saya hitungkan, 15.000 x 6.000 = 90 JUTA. Busyet, 90 JUTA man!

Rudi ternyata cukup tahu diri untuk melihat kapasitas peluang yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Entah karena malu kepada usaha yang dimulainya hanya dengan 2 pc jangkrik- bekas-kredit seharga 2 juta (masih ada kembalian), nyatanya dengan jujur dia sampaikan kepada Siti bahwa hanya 500 lembar yang disanggupinya. Walaupun sebenarnya banner ini tidak Rudi kerjakan sendiri (dicetakkan ke jasa printing di kota), Rudi tetap membuat segala sesuatunya menjadi wajar dan masuk akal.

Deal. Tanpa diminta, Siti memberikan uang muka sebesar 500 ribu. Rudi menerimanya. Rudi memandangi uang ini dalam waktu yang lebih dari yang biasanya. Masa iya sih, uang muka hanya 500 ribu untuk order senilai 7,5 juta? Kesepakatan ini terjadi pada hari Jum'at, dan hari Senin harus siap untuk diambil oleh Siti.

Memanfaatkan hubungan baik dengan percetakan di kota (sebut saja Si Bos), Rudi berhasil memaksa ordernya bisa diproses walau tanggal merah. Dan pada hari Seninnya banner telah selesai, tetapi hanya 300 lembar. Why? Ternyata Rudi harus membayar cash kepada Si Bos, sedangkan 500 lembar sudah melampaui batas cashflow yang Rudi mampu. Berarti 300 lembar ini adalah batas kemampuan rudi bermodal.

Senin siang hampir habis. Sinar matahari sudah tidak lagi ada panasnya. Bukan mendung, tetapi bedug maghrib sebentar lagi pasti bertalu. Siti tidak juga ada kabarnya.

"Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu dan Minggu". Bukan syair lagu nama-nama hari yang dinyanyikan anak Rudi. Tetapi suara Rudi sendiri yang lirih sambil menekuk satu persatu jari-jari tangannya. Duduk simpuh tak bergairah dia menghadap tumpukan banner yang mulai berdebu. Bagi Rudi, tumpukkan di hadapannya adalah uang 3 juta! Yang telah seminggu membeku. Dan membuatnya telah menolak banyak order yang lain. Gara-gara kekuatan arus kas usahanya terbelenggu oleh kesepakatannya dengan pelanggan bernama Siti, Calon Legislatif yang konon sportif dan prasaja.

Rudi membayangkan seandainya banner ini tidak diambil. Jangankan dijual, misal dikasihkan orang juga siapa yang doyan? Iya kalo Lily pemilik wajah di banner itu terpilih, kalo tidak?! Bisa-bisa bukan Calegnya yang stres, tetapi Rudi yang gila.

Hampir seminggu berikutnya lagi Siti baru tampak hidung dan batangnya. Kontan dengan semangat sekali Rudi mengangkuti banner itu ke dalam mobil milik Siti. Sambil berpamitan, ternyata Siti mengatakan bahwa uangnya ditransfer saja. Bukan perawakan Rudi untuk bisa berlaku seperti debt collector kartu kredit. Dia hanya memandangi wajah Siti lebih lama dari yang biasanya. Sama lamanya sewaktu dulu Rudi memandangi uang mukaknya yang 500ribu itu. Atau jangan-jangan karena wajah Siti yang memang mempesona? Entahlah!

Setengah hari telah berlalu sejak perginya Siti. HP dengan keypad yang sudah pudar tulisannya bergetar, ada SMS dari Siti. Kata pertama yang terbaca adalah: "Maaf Pak Rudi, ....." Gak usah dilanjutin Anda juga tahu kalo ini pasti kabar buruk. Dosa apaaa yang telah engkau perbuat, Rudi!

Walau akhirnya memang ada kabar dari Siti bahwa uang sudah ditransfer, tetapi ternyata belum lunas, masih ada sisa kekurangan sebesar 500 ribu.

Ada yang lupa oleh Siti. Flash disk miliknya tertinggal. Rudi melihat di dalamnya tidak hanya berisi foto Lily teman Siti, Caleg DPR RI. Ada banyak data penting! Semua data di dalam flash disk oleh Rudi dikosongkan setelah terlebih dulu menyalin ke dalam komputer. Sebagai tindakan preventif jika saja barang kecil itu hilang seperti yang telah sering terjadi. Pikir Rudi, jika memang data ini penting, berarti 500 ribu kekurangan itu juga penting.

Benar, beberapa hari kemudian, pas Rudi tidak sedang berada di rumah, seseorang bernama Binti datang dan mengaku pemilik flash disk itu. Kabar ini disampaikan oleh penjaga rental Rudi melalui hand phone. Mungkin karena sedang terburu-buru, Binti menghubungi Rudi minta flash disk miliknya dikembalikan. Merasa dirinya tidak memiliki urusan apa-apa dengan Binti, pantas bagi Rudi untuk meminta Binti menunggu sampai Rudi pulang. Bisa bertatap muka, lebih jelas dan gamblang. Jika saja flash disk itu masih penuh dengan isinya, tentu tidak ada alasan bagi Rudi untuk menahan Binti sampai waktu kedatangannya.

Meski Binti sempat ngotot, akhirnya Rudi dan Binti bertemu juga. Pertemuan ini menjelaskan semuanya. Siti, Binti dan Lily saling mengenal. Siti telah menawarkan budi baiknya kepada Lily membantu urusan cetak banner untuk Lily. Total order senilai 3 juta, uang muka 500ribu, kekurangan 2,5 juta diketahui semuanya oleh Binti. Tetapi ada yang beda, Binti mengetahui Lily telah mentransfer uang senilai 2,5 juta ke rekening milik Siti. Yang oleh Siti diteruskan ke rekening Rudi dengan nilai setelah disunat 500ribu. Yang sampai cerita ini saya posting, 500ribu masih diakui oleh Siti bahwa dirinya belum sanggup melunasinya!

Keterlibatan Binti dalam cerita ini gara-gara Siti tidak memiliki flash disk untuk membawa foto Lily, dan Binti meminjaminya.

Semoga hanya ada satu Siti saja. Dan semoga hanya ada satu Rudi saja dengan kepahitannya. Jika Tuhan menghendaki blog ini menang, aku berjanji kepadamu Rudi: 1 slop Djarum Black Slimz. (Gak usah banyak-banyak, agar tidak ada alasan bagiku untuk mengingkarinya).

March 21, 2009

Berfikir Sederhana untuk Kedepan

Bt, suntuk, jenuh, terus-terusan mikirin peluang usaha? Jika iya, yaqin dech, Anda mikirnya sudah dari duluuu sekali. Sampai saat baca artikel inipun juga masih mikiiir mulu. Tapi gak pernah ngapak-ngapak. Makanya, sesekali think BLACK dong...

Berapa batang Djarum Black sudah Anda udut hari ini? Coba yang Djarum Black Slimz, ya? Nikmati sambil baca pemikiran ini.

Ide tulisan ini muncul setelah kemarin waktu istirahat di kantor ada teman berkomentar gara-gara melihat rokok di tanganku: "Wah.. wah.. wah.. BLACK terus rek saiki!" (BLACK terus ya sekarang). Yang berlanjut kemudian dengan saling menyuarakan keluh kesahnya.

Keluh-kesah, penyesalan, ratapan, kebutuhan untuk didengar dan lain-lainnya lagi yang tidak perlu bagiku menulisnya. Merekapun saling bertanya peluang usaha apa yang bagus?! Tetap saja pertanyaan yang sama. Padahal kebanyakan mereka gemar membaca buku motivasi untuk karir, bisnis, kaya...

Bagiku tidak perlu banyak membaca buku tentang peluang bisnis atau kisah-kisah orang berhasil. Jikapun membaca cukup untuk wawasan, bukan untuk ditapaki. Kaya hanya diperuntukkan kepada yang bersungguh-sungguh dan tetap bekerja keras. Piara tuyul sekalipun, gak ada ceritanya uang datang sekonyong-konyong. Mau diatur bagaimana laporan pajaknya?

Percayalah bahwa perusahaan tempat bekerja seumpama iklim, bukan cuaca. Iklim tidak seperti cuaca yang berubah-ubah. Sekali tropis, selamanya demikian. Jika tidak bisa hidup di dalam iklim tempat bekerja, mestinya tidak dipaksa-paksa. Jadinya akan terus memaki tempat bekerja, sementara setiap pagi kembali ke sana, sepanjang tahun.

Mari mengikuti pikiran Si Fulan yang sederhana ini:
Si Fulan sudah 8 tahun bekerja. Keadaanya sekarang tidak berbeda dengan 4 tahun yang lalu. Tetap memiliki angsuran yang tak kunjung lunas bahkan tambah berat, tetap dengan ketrampilan yang hanya sebatas copy paste di dalam MS-Excel. Padahal, dalam masa 4 tahun itu telah menjadikan banyak sarjana baru. Syukurlah Si Fulan menyadari betapa 4 tahun terakhir adalah kesia-siaan.

Kawan, sekarang tentukan keadaan apa yang Anda inginkan untuk 4 tahun mendatang. Jangan terulang 4 tahun berikutnya ngglundung semprong seperti yang sudah. Jika menginginkan menjadi programmer, ahli bahasa, apa saja, mulailah. Ingat, lulusan SMU yang sekarang memutuskan untuk masuk informatika, kemampuan Excel mereka dibawah Anda. Ayo mulai, atau Anda akan menyesal jika anak SMU ini menjadi atasan Anda 5 tahun ke depan. Untuk belajar tidak harus duduk di bangku kuliah. Anda bisa melakukannya di ruang tamu di rumah.

Renungkanlah.

March 20, 2009

Mainannya Perokok

Biasanya, seorang perokok banyak memiliki permainan yang menggunakan media properti seputar rokok: stik korek api, batang rokok, atau kemasan rokoknya. Bisa berupa teka-teki, sulap atau humor. Anda punya? berbagi dong...

Berikut saya ada permainan yang semoga saja belum Anda ketahui sebelumnya. Siapa tahu bisa meredakan hubungan suami-istri yang tegang oleh meningkatnya kebutuhan rokok Anda gara-gara banyak begadang ikutan Djarum Black Blog Competition. Ups, maaf jika masih bujang. Buat apa sajalah... whatever!

Teka-tekinya demikian: Dimulai dengan 8 stik korek api yang sudah disusun berjajar dengan jarak yang kira-kira sama. Susunlah menjadi berpasangan. Sehingga akan terbentuk 4 pasangan. Hanya saja ada syaratnya, yakni untuk menemukan satu stik korek api dengan pasangannya harus dengan cara melompati 2 stik korek api lainnya. Stik yang sudah berpasangan boleh dilompati dan dihitung 2 stik.

Jika masih kurang jelas, bacalah lagi, jika malas membaca, lihat petunjuk dengan gambar di bawah.

Susunan awal stik korek api:

Susunlah sehingga berubah menjadi seperti gambar di bawah ini:

Dengan aturan langkah sebagai berikut:
Satu stik dipasangkan dengan stik yang lain harus dengan melompati 2 stik:

Stik yang sudah berpasangan dihitung 2 stik, dan boleh dilompati seperti contoh di bawah ini:

Sangat jelas! Sekarang silakan Anda mencoba untuk menyelesaikannya. Jika tidak ada korek api kayu, bisa menggunakan batang rokok Djarum Black Slimz. Selamat mencoba!

Jikapun Anda sudah berhasil menyelesaikan teka-teki ini, belum tentu lho Anda bisa mengulangnya. Dan kalo masih juga belum bisa, lihat kunci jawabanya dengan klik tanda plus dibawah ini. Tunggu dulu..., cobalah dengan menambahkan jumlah stik menjadi 10, 12 atau lebih, tergantung berapa batang sisa Djarum Black Slimz yang Anda miliki jika Anda tidak memiliki stik korek api. Think Black!

Kunci Jawaban
[+]

March 19, 2009

Warna Bibir Menjadi Kehitaman

Pernah alami yang ini? : motret orang dengan kamera digital, warna bibir merah berubah hitam pada gambar yang dihasilkan. Ini bukan gara-gara rokok Anda Djarum Black, atau ada hantu yang ngeganggu. Absolutely not !

Yang pasti pernah Anda alami: Motret orang, bagian mata yang berwarna hitam berubah menjadi merah di dalam gambar yang dihasilkan. Tetapi kebanyakan kamera digital sudah dilengkapi dengan kecerdasan untuk mengkoreksi kekurangan ini. Sehingga ketika gambar sudah di ambil, jika warna mata yang dihasilkan merah, maka kamera melakukan koreksi dengan mengubahnya menjadi warna natural, yakni kehitaman.

Kemudian apa yang terjadi dengan bibir merah menjadi kehitaman pada gambar yang dihasilkan? Ini karena kamera menyangka bibir merah adalah mata merah. Maka kamera melakukan koreksi dengan mengubahnya menjadi hitam. Singkat kata, kamera tidak bisa membedakan mana mata dan mana bibir. No Black No Balance!

Fitur koreksi mata merah ini biasa disebut red-eye reduction. Jika fitur sedang aktif, maka di layar display akan tampil gambar mata disebelah simbol flash atau gambar mata saja tergantung jenis kamera. Ubah mode flash menjadi auto, yang ditandai dengan huruf A disebelah simbol flash.

Hi Blacker! Hati-hati juga jika mau motret batang rokok Djarum Black Slimz, untuk konten Black Blog. Jangan-jangan kamera kalian "sok cerdas" untuk mengkoreksi warna merahnya BLACK menjadi BLACK.

Bersembunyi di dalam Seni

Seandainya langit bisa disobek, pemandangan langit sobek adalah seni.
Begitulah seni berada dalam semua hal, sampai kepada hal yang belum ada dan tidak akan pernah ada.

Posting ini bukan tentang definisi seni. Karena seni memiliki definisi sebanyak yang mendefinisikannya. Dari pengikut Djarum Black Blog Competition saja sudah hampir ribuan. Seribu makna untuk satu biji kata seni yang bisa-bisa saling bertentangan.

BLACK. Kata ini juga cuman sebiji. Maknanyapun bisa tak terhitung (siapa yang mau ngitung?). Kata BLACK bagi pengikut Black Blog, bagi pengikut Blackinnovationawards , bagi perokok Djarum Black juga pasti beda.

Jika "bersembunyi" adalah upaya untuk tidak diketahui, dalam hal seni "bersembunyi" adalah upaya untuk bebas diketahui. Mungkin sekarang seni bisa disubtitusikan menggantikan kata "money" di dalam "money laundry". Dengan begitu seni bisa leluasa dibelanjakan.

Berdebat, seni berdebat. Mengapa sebuah pertengkaran jadi leluasa dipertontonkan? karena sudah berlabel seni. Yang akhirnya seni berdebat dipelajari dan ada jurus-jurusnya. Kok, kayak silat, pakek jurus? Iya, berdebat kan juga silat, silat lidah.

Bugil, seni pornografi. Mengapa seseorang leluasa berpose tanpa busana untuk dilihat banyak orang? Menurut saya sih karena dapat uang. Jika tanpa uang, apa lagi kalau bukan Eksibisionisme. Bagi yang gemar photography memang ada seni di dalamnya, tetapi bukan dalam bugilnya. Yang heran, justru si model yang melabeli profesinya dengan seni, sementara phographernya tidak berkata-kata.

Mencuri sampai korupsipun akhirnya memiliki seni. Dan sebagainya dan seterusnya dan lain-lain tak berujung sampai langit sobek.

March 17, 2009

Contreng Edition

Contreng, kapan pertama kali mendengarnya? Ternyata sudah terlalu banyak yang mengatai pemilihan kata ini. Sudahlah, yang penting sekarang semuanya jadi tahu apa contreng. Pertama mendengar semua tanya, apa contreng? Tetapi karena informasi ini disampaikan dengan media cetak yang nyaris membalut tepi jalan, maka urunglah untuk bertanya. Karena toh yang ditanya kondisinya sama persis dengan penanya. Betul?

Sekarang saya mencoba mengira-ira tentang ide "contreng".

Komunikasi

Jadi teringat ketika mengikuti pelatihan Excellent Communication, yang cuap-cuap seulir berkomunikasi. Lupa plêknya, kira-kira saja begini (yang namanya kira-kira boleh salah lho...); komunikasi adalah informasi dua arah yang bertumbukan. Ada sumber, media dan penerima. Komunikasi efektif terkabul hanya jika penerima ngeh. Bukankah sekarang semua sudah ngeh? Ini artinya komunikasi efektif. Selesai.

Eccentricity

Mungkin agar nyentrik dengan ide unik selayaknya Djarum Black, maka dilahirkan "contreng" (gak malu ya... sama Blackinnovationawards). Tetapi tidak sopan jika diselayakkan BLACK: "No Contreng No Balance", gak enak kan? Mungkin baru diselayakkan pada: "Contreng community" atau "Contreng in News" atau "Contreng Blog Competition". Dan begitulah yang terjadi. Semua koar-koar tentang contreng.

Digitalisasi

Soal ujian sekolah pada bagian pilihan ganda biasanya diberikan perintah demikian:
  1. Berilah tanda silang pada jawaban yang tepat!
  2. Lingkarilah pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
  3. Arsirlah jawaban sesuai pada bidang lingkaran yang disediakan!
Ketiganya dilakukan secara manual. Sekarang kan jaman sudah internet, bahkan dukun santet saja buka prakteknya di web, bayarnya dengan paypal. Wajar dong yang manual ditinggalkan.

Form isian digital yang harus dilengkapi, baik di web atau saat installasi software, yang paling populer digunakan adalah check mark (=centang atau cawang). Pantaslah jika tanda ini dianggap populer dan dipilih, hanya saja tidak menggunakan kata check mark, centang ataupun cawang, melainkan menggunakan kata "contreng". Meskipun PEMILU tidak dilakukan secara digital, setidaknya mark yang digunakan sudah berbau digital.

Padahal, check mark digunakan untuk multiselection (bisa memilih lebih dari satu). Jika hanya boleh memilih satu, biasanya menggunakan radio button. Terus... jika check mark diterjemahkan contreng, apa dong terjemahan radio button ?

Dan jika saja "contreng" kelak menjagad mengikuti perjalanan BLACK mulai jamannya Djarum Black sewindoe yang laloe kemudian Djarum Black Slimz tahun lalu, maka apakah juga vendor kelas dunia ini numpang pamor kepada "contreng"?:

Slimming in Time

Slim, beragam cara ditempuh oleh sebagian besar perempuan (jika tidak seluruhnya) untuk mencapai keadaan ini. Yang dalam prosesnya untuk slimming mereka rela memberikan pengeluaran melebihi kebutuhan belanja. Benar tidak ?! Setuju atau tidak slimz adalah keadaan langsing yang optimal. Djarum Black Slimz, optimal dalam hal apanya?

Saya tidak akan bersikeuhkeuh pada pendapat sendiri yang bertolak kepada pendapat lain yang mungkin juga didukung dengan fakta, karena saya juga pelaku. Tentang apa ini?
Merokok!

Bermula dari seorang tamu yang datang ke rumah. Melihatku masih asyik dengan pc (pas mendesign gambar di atas), mungkin untuk menunjukkan rasa tolerannya tamu ini memberikan isyarat agar aku tetap melanjutkan aktifitas.

Dan masih mungkin, ada yang menarik baginya untuk melongok mendekatkan wajahnya ke monitor sehingga wajahnya menjadi dekat denganku, tiba-tiba dia terkekeh-kekeh dan tetap sambil terkekeh-kekeh tamu saya ini nyeletuk, "keh, keh... Ini mencari pembenaran, keh.. keh..keh..."

Eh, OOT dikit ya, sebenarnya bukan komentarnya yang pertama kali tertangkap olehku, melainkan (maaf) bau mulutnya, he.. he.. maaf. Emang bau mulutku seger apa?! Gak tahu sih, yang pasti ada cappucinonya. he.. he..

Mencari pembenaran (?) Sebagai perokok saya tidak berharap untuk dibenarkan dan tidak pula berontak untuk dikatakan yang sebaliknya. Dan saya tidak mencandu kepada satu jenis rokok melulu. Kalimat terakhir inilah yang menjadi ide posting ini, bahwa profesi seseoranglah yang menentukan apa rokok favoritnya. Info: karena profesiku serabutan, maka bagiku tidak ada rokok yang favorit. Favoritku adalah merokok, bukan rokoknya, he.. he.. Setuju?

Lantas apa hubungannya dengan Djarum Black Slimz? Gini, saya karyawan (ceritak lagi dech). Seorang karyawan menghabiskan 80% (angka persisnya itung sendiri ya?) dari total waktu produktifnya berada di kantor. Untuk yang 80% ini saya mendapatkan gaji cukup untuk memenuhi 60% kebutuhan hidup keluarga. 40% kekurangan kebutuhan ini harus bisa tertutup dari waktu produktif yang sisa 20%. Kadang ngelesin komputer, kadang juga nyoting, nge-edit video, apa saja. Banting tulang, kaki buat kepala, kepala buat kaki (mending ikut sirkus kali ya).

Ketika di kantor, sudah beberapa hari ini Djarum Black Slimz. Kalo lagi nyoting, apa saja yang dikasih sama tuan rumah. Kalo di rumah semuanya ada, termasuk Djarum Black Cappucino.

Slimz! Ideal atau pas, atau slim untuk di kantor. Begini, jam 8 masuk, jam 12-13 istirahat, jam 17 pulang. Begitu kan, setiap harinya? Sepanjang tahun. Menurutku, perokok tidak akan bertahan untuk tidak ngeBLACK dari jam 08-12 kemudian dari jam 13-17. Kecuali ada ancaman merokok dipecat, puasa, ditunggui bos atau sakit. Eh, satu lagi... gak punya rokok.

Disinilah Slimz menunjukkan slim-nya. Karena tidak mungkin merokok di dalam ruangan, ya harus keluar ruangan. Alasan paling pantas untuk keluar ruangan adalah ke kamar kecil. Berapa lama waktu yang wajar seorang staf meninggalkan ruangan untuk ke kamar kecil? Menurutku sih, sebatang Slimz takarannya, slimming in time. Soalnya yang lain mesti ngebuang separoh, sayang kan?

Jangan komplain sebelum mencoba!

Salam BLACKer!

March 16, 2009

Yang Tak Terduga Tentang Anak

Ekspresi bahagia dari pasangan muda tentang perkembangan anak balitanya mungkin terkadang berlebihan. Hanya karena hari ini ada kemampuan baru yang dilakukan anaknya, seperti menempelkan handphone di pipi sambil bersuara aoh..aoh.., cukup untuk membuat binar keceriaan orang tua melebihi siapapun. Bagi orang tua hal ini merupakan kemampuan istimewa yang hanya bisa dilakukan oleh anak-anak berkelebihan, walau bagi orang lain anak tersebut terbelakang.

Pada masa tertentu, anak ini akan lebih sering membuat jengkel dari pada bangga. Pada masa inilah ada ungkapan, pertanyaan dan komentar yang tidak terduga terlontar oleh anak.

Kemarin, yang tak terduga ini terulang terjadi pada anakku. Namanya Langi, perempuan, berbadan lebih kecil dari sebayanya. Duduk di kelas satu sekolah dasar yang hari ini adalah hari pertama ujian tengah semester. Anak ini memiliki kebiasaan menghunus sebatang rokokku kemudian bertingkah selayaknya pria dewasa merokok. Mengakibatkan marah ibunya dan selalu berujung pada tangisnya yang susah usai. Sementara aku belum menemukan alat inovatif penghenti tangis (kalo misal ada, bisa dong ikutan Blackinnovationawards).

Malam ini minta aku yang mendampinginya belajar. Seperti biasanya, untuk memahami kalimat tertentu dia minta dijelaskan dengan contoh cerita. Yang dipelajari kebetulan tentang perbuatan tercela yang merugikan diri sendiri. Cilakaknya, di buku itu sudah mencontohkannya, dan.. bener cilakak pokoknya, yang dicontohkan adalah merokok. Weleh, mampuslah ortu yang perokok!

Untungnya kata merokok lebih membuatnya ingat kepada rokok dari pada kepada materi pelajaran. Sehingga membuatnya tidak tahan untuk menangguhkan keinginannya:

"Rokoknya Papa mana, Pa?" dia menepuk-nepuk saku celanaku.
"Gak usah! Untuk apa, sih!"
"Mana kok, aku ingin lihat...?" toh akhirnya ditemukan, dan memaksa dikeluarkan.
"Loh, kok ganti Pa? Enak Pa!, baunya kayak roti. bisa dimakan ta Pa?"

Ups!, Perhatian kepada penggemar Djarum Black Cappucino: Jauhkan dari jangkauan anak!

Sedang kejadian sebelumnya semasa masih TK, pernah beberapa kali terlontar demikian:
"Aku nanti kalo dewasa jadi laki-laki aja, eeenak, pulang kerja sambil nunggu kopi bisa ngerokok..., kayak papa"

Ha?! @#$!%&#$*!~%#()$*&

Salam BLACKer!

Kehabisan Ide? Cappucino Flavor Menjawab

Kehabisan ide untuk ngêBLACK*?. Bagi perokok atau bukan; bagi suami atau cowok yang sibuk menanggalkan aroma rokok di badan menjelang pulang ke rumah atau ketemuan sama kekasih; bagi BLACKêr* yang mulai kehabisan ide dan tidak ada sisa waktu untuk brainstorming... Djarum Black dengan cita rasa Cappucino alternatifnya. How?
Anda percaya dengan ungkapan ini: "Berlakulah seperti siapa Anda ingin menjadi"?

Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga. Ungkapan ini mungkin karena, peristiwa yang merugikan sering ditutup oleh pelakunya dengan mengatakan, ".. yach, itung-itung buat pengalaman" . Harga dari kerugian inilah mungkin yang kemudian di tukar dengan pengalaman. Walau sebenarnya pengalaman ini tidak ada nilainya sepanjang pelaku tidak bisa memetiknya. Maka, lebih BLACK jika seseorang bisa memetik hal berharga dari pengalaman orang lain. Berikut pengalamanku...

Bagi penggemar setia BLACK, posting ini mungkin tidak memberikan apa-apa, karena penggemar BLACK pasti lebih tanpa batas dalam hal ide. Seminggu telah berlalu sejak aku melakukan registrasi Djarum Black Blog Competition, tetapi belum juga ada tanda-tanda lolos registrasi. Tidak ada email masuk, tidak juga blog ini ada nongol di sini.
Entahlah, mana gak ada ide untuk artikel, gak sebegitu akrab pula sama BLACK. Woalah, buntêt, dah.

Hari ini aku memulai hari dengan Djarum Black Cappucino Flavor. Ini adalah pertama kali aku merokoknya. ehm... aroma nyata Cappucino ketika membuka kemasannya. Terlebih ketika menyulutnya. Ternyata masih soft meskipun bercita rasa, seperti softnya Djarum Black Slimz.

Sebagai karyawan pabrikan bagian staff administrasi yang perokok, di ruang kerja tentu aku tidak boleh merokok (karena bukan bos, kali ya). Kalo tangan sudah di atas keyboard, wajah adu pandang sama monitor, hilang sudah jiwa tertelan rutinitas, melulu. Boro-boro brainstorming, ngêBLACK* aja tidak. Tetapi dengan Djarum Black Cappucino Flavor yang sudah berkurang dua batang, yang berada di saku depan baju (emang ada saku belakang untuk baju?), semerbaknya benar-benar... I was IMPRESSED! Tanpa harus menyulutnya, di saat kerja sedang berlangsung, aroma cita rasa Cappucino BLACK cukup untuk membuatku terjaga dengan ide.

Makanya, meski bukan perokok, coba dech, buka satu kemasan Djarum Black Cappucino Flavor dan taruh di saku depan baju. ehm... I was IMPRESSED!

Next, separoh waktu istirahat habis untuk melampiaskan penasaran, yakni ngêBLACK*. Maklum dong, hari pertama. Biasa kan kalo yang pertama menggebu-gebu. Setelah kembali ke meja kerja, meski di saku depan sudah tidak ada lagi Djarum Black Cappucino Flavor (soalnya habis buat rame-rame), aroma cappucino lebih kuat. Aku pastikan dengan membau baju lengan dan tangan (bagian yang bisa dijangkau hidung tentunya)... ehm... I was IMPRESSED!

Makanya, jika istri sering ngomel oleh bau rokok yang terbawa pulang, atau kekasih yang sewot, buatlah perubahan dengan BLACK bercita rasa cappucino. Biar untuk besok, sambutan istri atau kekasih akan menjadi: "Waduh, habis dari caffe, mas? ajak dong..!"

Jangan komplain sebelum mencoba!

*Istilah:
ngêBLACK = ngêblog ikutan Djarum Black Blog Competition, merokok Djarum BLACK.
BLACKêr = blogger peserta Djarum Black Blog Competition.

Salam BLACKer!

March 15, 2009

ngeBLACK & BLACKer

Ada cerita ni, aku hanya staff pabrikan yang sudah hampir 10 kali berganti atasan (kacihan ya). Yang selalu terjadi, sehabis makan siang bersama teman-teman sebaya (sebaya nasib maksudnya), adalah bergerombol di tangga darurat kantor. Dan semua merokok. Sampai ada yang memanggil gerombolan (kok gak enak ya, kayak bandit) ini dengan sebutan ahli hisab. Ada aja.

Cerita ini adalah pada hari ketiga aku mulai beralih ke rokok Djarum Black Slimz. Beralih? Iya, agar lebih menjiwai gitu loh.. Masak iya mau menulis 20 artikel tentang sesuatu yang tidak dijiwai? Kebiasaan jika ada yang baru pasti banyak comment. Sampai pada sebutan ngeBLACK untuk aktifitas merokok Djarum Black: "ngeBLACK maneh, rèk! Serius ganti rokok, ni?"

Istilah yang spontan dari celetuk mereka ini terbawa ketika malamnya ngeblog. Dan begitu mengunjungi daftar di halaman registered blog Djarum Black Blog Competition , entah mengapa tangan ini gatal ingin segera memasukkan apa saja ke dalam blog ini. Padahal blog ini belum registered. Apakah ini aura BLACK? yang lebih mengepulkan asap briliannya Blackinnovationawards dari pada rokok itu sendiri?

Entahlah, mungkin ngeBLACK juga menjadi istilah bagi blogger-blogger yang mengikuti Djarum Black Blog Competition menggantikan istilah ngeBlog. Setidaknya dalam masa pendaftaran masih terbuka. Dan BLACKer menggantikan istilah untuk blogger yang sudah lolos registrasi.

Salam BLACKer!

March 14, 2009

MS-Excel vs OOo Calc (Vlookup)

Area of interest : MS-Excel & OOo Calc
Tutorial interaktif berbahasa Indonesia bisa di download di sini.
Bagi yang telah migrasi dari MS-Excel ke OOo Calc, ada hal-hal yang mesti diketahui untuk menghindari kesalahan yang serius. Terlebih untuk data yang disimpan dengan format MS-Excel dan didistribusikan kepada pihak lain yang akan mengaksesnya menggunakan MS-Excel.
Sebelum saya mengajak Anda ngêbahas yang (sedikit) agak kurang diminati, ada cerita:
Ketika itu saya bagian dari sebuah tim yang bertugas menyelesaikan laporan konsolidasi. Tim ini memiliki ruangan di tepi barat dari gedung kantor, yang jika sore hari, panas terik matahari nyata terasa. Lha saat itu pas panas, pas tanggal laporan harus selesai. Seorang teman saya (sebut saja Siti – bukan gadis desa) sedang berbicara di tilpon dengan client kerjanya yang berada jauh di kantor unit.
Kalimat yang saya dengar kira-kira seperti ini: “Sumpah, mbak, saya ini sedang ngêbuka file kiriman lo (=kamu). Ini banyak yang error.” ; “Ya gak tahu, mbak. Pokoknya gue minta lo benerin lagi” ; “GLODAK!”, terdengar tilpon ditaruh dengan tenaga ekstra.
Latar belakang Informasi
Data yang diolah menggunakan OOo-Calc, kemudian di save as dengan type of file MS-Excel, akan ada beberapa masalah JIKA file ini diopen menggunakan MS-Excel. Itulah benih masalah yang dialami Siti. Fokus permasalahan dalam posting ini adalah yang diakibatkan oleh penggunaan fungsi (function) =vlookup().
Saya sudah pernah posting =vlookup(), sewaktu-waktu bisa dikunjungi (again) apabila sudah lupa (again). Jika kurang tuntas, bisa dipelajari sendiri cukup dengan jari telunjuk tangan kiri menekan tombol F1. Atau bisa nanyak teman kantor di dekat Anda. Bentuk umumnya adalah :
=vlookup(yg_dicari;tempat_mencari;no_kolom_data_yg_diambil;0)
Permasalahan Siti tadi sumbernya adalah type data yang berbeda antara rujukan yg_dicari dengan type data rujukan di dalam tempat_mencari. Perbedaan type data ini tidak menjadi masalah bagi OOo Calc tetapi masalah bagi MS Excel:
Perbedaan type data ini bagi sebagian orang sulit dibuktikan. Kita sebentar beralih topik dulu tentang type data. Fokus kita adalah kepada dua type data berikut: “Angka” dan “Text menyerupai Angka”. Coding kepada account, pelanggan dan barang, sebagian perusahaan menentukannya dengan kombinasi huruf dan angka. Sebagian lagi menggunakan angka sepenuhnya. Yang terakhir inilah contoh data text menyerupai angka. Contoh mudah bagi siapa saja adalah nomor tilpon. Singkatnya, “text menyerupai angka” adalah type data untuk data yang kepadanya tidak akan dilakukan operasi matematika. Finally, data “text menyerupai angka” seharusnya memiliki type “TEXT”. Jika tidak, maka seperti cerita saya di atas yang akan terjadi.
Format cell bukan solusi
Lagi-lagi memang lebih mantaff dengan latihan dan gambar:
MS-Excel:
Sampai dengan langkah 4, sebenarnya sudah terbukti bahwa format cell TIDAK mengubah type data. Tetapi kita coba lagi dengan nilai:
Setelah Anda lakukan langkah ke-6, konten cell A1 tetap memiliki type data “Angka” (cell B1 masih menghasilkan nilai 1), kecuali jika Anda ketikkan ulang nilai “111” ke dalam cell A1. Khusus untuk MS-Excel (tidak untuk Calc); pengetikan ulang bisa digantikan dengan menekan tombol F2, kemudian ENTER.
OOo-Calc:
Dengan cara yang sama seperti kita telah lakukan pada MS-Excel, akan memberikan pembuktian yang sama.
Solusi
Berikut adalah yang harus dilakukan oleh Siti:
Terakhir: Siti mendelete kolom A (sudah tidak diperlukan), kemudian mensave dan mengirim file ini ke client kerjanya. Pengiriman file ini kepada client kerjanya adalah agar jika file ini digunakan untuk laporan periode berikutnya, tidak akan terjadi permasalahan serupa.
Kesimpulan:
  1. Fungsi =vlookup() di dalam OOo Calc tidak membedakan type data antara Angka dan Text.
  2. Fungsi =vlookup() di dalam MS-Excel sensitive terhadap type data antara Angka dan Text.
  3. Perintah Format*Cell (text) kepada sebuah cell/range, efektif HANYA kepada nilai yang dimasukkan KEMUDIAN.
  4. Pembuktian type data di dalam sebuah cell bisa dilakukan dengan menggunakan fungsi =TYPE()
  5. Penyelesaian kepada lembar kerja yang terlanjur bermasalah (kasus ini), hanya bisa dilakukan dengan entry ulang. Alternatif cara cepat adalah seperti yang dilakukan Siti.
Anda menggunakan fungsi =sumif() ? Yakinkah bahwa hasil kerja Anda valid? Disamping type data, pengkodean dengan Angka juga akan membawa masalah yang lebih serius kepada fungsi =sumif(). Ikuti posting ke depan. Terimakasih mengunjungi blog ini.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More