February 20, 2010

Yang Tercela Mencela

Mobil itu cantik. Semacam kuda jantan tapi jelita. Diperlakukan dengan lembut dan dirawat dengan perhatian extra melebihi perhatian untuk istri. Betul? (Semoga tidak melebihi)

Anda masih membawa resah dalam tidur jika mobil sedang keluar kota tanpa Anda menyertainya. Sementara tidur terasa lebih berkualitas jika istri sedang tidak di rumah. Betul? (Harapannya tidak untuk kalimat kedua)
Ketika mobil kembali, kewajiban pertama adalah memastikan seluruh permukaan kulitnya tetap mempesona seperti keberangkatannya, dengan sesekali memberikan usapan kepada beberapa bagiannya. Sementara kedatangan istri lebih menyerupai datangnya mandor bagi pekerja harian. Betul? (Tentu saja TIDAK! untuk kalimat terakhir)

Mohon maaf jika paragraph di atas bagi Anda masuk kategori "subyektifitas tinggi". Tapi yang penting kelanjutan artikel ini sampai ujungnya. Semoga ada gunanya.

Saya pernah mendengar 2 pengakuan dari 2 orang nasabah asuransi kendaraan bermotor, yang 2 orang ini masing-masing adalah tokoh dalam cerita berikut:
Pertama; seseorang dengan pelan mengendarai truck, kemudian dengan sengaja menyinggungkan bagian baknya ke badan mobil jelita 'kinyis-kinyis' miliknya sendiri.
Kedua; seseorang memukul-mukulkan balok kayu kepada sebuah sepeda motor miliknya sendiri. Padahal kemarin dia berlama-lama mengielus-elus persis pada bagian yang hari ini dirusaknya. Gilak! Sama gilaknya dengan lelaki yang mengumpat habis-habisan kepada perempuan yang nanti malamnya dia puja-puja.

Menurut dua orang ini, yang dilakukannya adalah untuk menyetarakan 'nilai' antara premi yang dibayarnya dan klaim asuransi yang akan diperolehnya. Aku bersyukur keduanya bukan dari Black Car Community bukan pula dari Black Motor Community.

Salah satu tokoh dalam cerita di atas adalah seorang perempuan cantik yang suka merapatkan dua telapak tanggannya ke dada (sambil mengatakan "Ya.. ampuun..kurang ajar bener tuh orang!") saat menyaksikan gerombolan suporter bola beraksi dengan tongkat kayunya di jalan raya. Ho.. hooo... siapa sebenarnya yang lebih kurang ajar? Begitu banyakkah negeri ini dipenuhi oleh orang-orang yang bisa mencela tetapi tidak tahu perbuatan tercela?

No comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More