February 08, 2010

Sehari dengan Sepatu Baru

Saat berbelanja buat keluarga menjelang lebaran kemarin sempat aku terpikat oleh sepasang sepatu yang bagiku sungguh keren bgt. Sayang sekali duwitnya gak cukup, mana kadung punya janji belikan istri HP lagi. Yah, mungkin inilah salah satu alasan bahwa memang lelaki itu pantas untuk dikata bijaksana, hahahaaa… Kalo gak percaya tengok dech dimana-mana selalu lebih banyak lelaki yang rela berada di kelas yang lebih rendah di bawah pacarnya (..dan..) atau istrinya.
Akhirnya aku bertahan memakai sepatu yang sebenarnya sudah gak layak bagi seorang blacker. Yo wes, mungkin memang belum rejeki. Tetapi syukurlah, bukti lagi nih, bahwa orang yang bijaksana itu akan dipenuhi kebutuhannya oleh Tuhan. New Salarry tahun ini memberi peluang untuk kembali ke toko itu, kebeli dech. Alhamdulillah. Puji Gusti, gak rugi jadi orang bijak.

Pagi tadi aku memakainya ke kantor. Manteb abiz pokoknya. Lembut dan membuat hidup berselera, buat lompat-lompat terasa renyah gitu. Seperti sulutan Djarum BLACK selepas seruputan kopi panas yang pertama. Wuich..

Jam 17.00. Waktunya pulang kerja. Hujan lebat dengan angin kencang sekali. Waduh, tempat parkir motor jauh, gak bawa jas hujan lagi. Waduh, piye iki sepatuku… Untungnya ada temen menawarkan tas kresek. Slameet.. slameeet. Aku bungkus sepatu baruku dengan penuh perasaan. Setelah aku pastikan rapat dan aman, larilah aku ambil motor dan pulang.

Sepanjang 10km perjalanan hujan gak ada berkurangnya. Menggigilnya badan seperti kena eart quake effect. Syukurlah kekasih di rumah menyambut dengan kopi panas, pisang goreng, roti bakar… Sip, sip! Buru-buru aku tanggalkan pakaian basah dan menyerahkan semuanya untuk diurusin sama istri. Lanjutannya adalah pakai sarung, kaos oblong, duduk manis, dan… sulutan Djarum BLACK Slimz selepas seruputan kopi panas yang pertama. Sempurna!

“Shanyu mana, ma?” aku menanyakan si ragil yang baru berumur 2 tahun.
“Itu di depan kamar mandi. Mainan ikan hias, gak tahu tadi dikasih siapa” jawab istriku sambil menyodorkan asbak setelah dibersihkannya.
“Shanyu.. , sini nak” panggilku tanpa disahut.
Sembari melantunkan syairnya lagu yang gak tahu judulnya, aku ke belakang bermaksud melihat anakku dengan ikan mainannya.

“YAAAAAAAAAAA!!!! “ serasa jidatku kesetrum listrik. Shanyu sedang duduk asyik sambil menuangkan air dengan cangkir mainannya ke lubang sepatu barukuuuu…. Dan beberapa ikan kecil ada di dalamnya. Tamat dech!

Think BLACK !!! Siapa tahu tingkah anak ini seperti ketika Thomas Edison di masa kanak-kanaknya, yang ternyata sebuah inspirasi masa depan sedang dimulai.

Think BLACK, Think Possibly!

4 comments:

  1. Biasanya anak kecil itu insting dan feelingnya masih tajam , apalagi kalau menyangkut indera baik penglihatan , pendengaran , perasa dan penciuman . Sanyuu tau betul aroma sepatu butut bapaknya jadi dia bikin formula agar aroma sepatu baru menyerupai yang butut maka ikan adalah yang pas...piss..

    ReplyDelete
  2. @muhamad: itu sih yang dekil, yg baru udah jadi akuarium. wkkk.. thanks muh!
    @kaswanto: hahahaaaa... manteb abiz-abizan.. wkkkk...

    ReplyDelete

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More