March 19, 2009

Bersembunyi di dalam Seni

Seandainya langit bisa disobek, pemandangan langit sobek adalah seni.
Begitulah seni berada dalam semua hal, sampai kepada hal yang belum ada dan tidak akan pernah ada.

Posting ini bukan tentang definisi seni. Karena seni memiliki definisi sebanyak yang mendefinisikannya. Dari pengikut Djarum Black Blog Competition saja sudah hampir ribuan. Seribu makna untuk satu biji kata seni yang bisa-bisa saling bertentangan.

BLACK. Kata ini juga cuman sebiji. Maknanyapun bisa tak terhitung (siapa yang mau ngitung?). Kata BLACK bagi pengikut Black Blog, bagi pengikut Blackinnovationawards , bagi perokok Djarum Black juga pasti beda.

Jika "bersembunyi" adalah upaya untuk tidak diketahui, dalam hal seni "bersembunyi" adalah upaya untuk bebas diketahui. Mungkin sekarang seni bisa disubtitusikan menggantikan kata "money" di dalam "money laundry". Dengan begitu seni bisa leluasa dibelanjakan.

Berdebat, seni berdebat. Mengapa sebuah pertengkaran jadi leluasa dipertontonkan? karena sudah berlabel seni. Yang akhirnya seni berdebat dipelajari dan ada jurus-jurusnya. Kok, kayak silat, pakek jurus? Iya, berdebat kan juga silat, silat lidah.

Bugil, seni pornografi. Mengapa seseorang leluasa berpose tanpa busana untuk dilihat banyak orang? Menurut saya sih karena dapat uang. Jika tanpa uang, apa lagi kalau bukan Eksibisionisme. Bagi yang gemar photography memang ada seni di dalamnya, tetapi bukan dalam bugilnya. Yang heran, justru si model yang melabeli profesinya dengan seni, sementara phographernya tidak berkata-kata.

Mencuri sampai korupsipun akhirnya memiliki seni. Dan sebagainya dan seterusnya dan lain-lain tak berujung sampai langit sobek.

No comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More