March 26, 2009

Walang Kekek di Internet

Kang Samad, teman kantor, yang di rumahnya ngecer pulsa, pagi tadi menceritakan kejadian yang dialaminya sabtu lalu. Pada jam-jam pulang sekolah, sekelompok siswi pelajar SMP mampir di rumahnya untuk membeli pulsa. Tidak seperti biasanya, setelah ditunggu beberapa lama, salah satu siswi ini mengaku sisa pulsanya belum bertambah. Anak ini menyodorkan HPnya agar bisa dibuktikan sendiri oleh Kang Samad. Setelah beberapa saat Kang Samad konfirm dan cek, dia menawarkan kepada siswi itu untuk dilakukan pengisian ulang menggunakan kartu fisik. Deal. Kang Samad membawa HP siswi SMP itu ke dalam rumah untuk dibantu pengisiannya. "Ya Tuhan!" jiwa Kang Samad terjerembab. Entah iseng atau usil, Kang Samad telah coba-coba ngebrowse isi HP. Dan dia mendapati adegan porno yang Kang Samad menyebutnya "walang kekek". Ada yang ijo, coklat, abu-abu... banyak sekali! Walang Kekek!

Perihal lain, Entah karena meningkatnya kebutuhan akan informasi, atau lebih karena murahnya biaya sambungan internet, sekarang ini di beberapa sekolah tingkat pertama sudah memberikan tugas kepada muridnya yang harus dicari di internet. Di dalam lembar tugas harus dicantumkan nama website yang menjadi sumber informasi yang didapat. Hanya sebagian kecil saja dari murid-murid ini yang mengerjakannya di rumah. Sebagian besar menggunakan jasa warnet. Yang berkelanjutan si anak sedikitnya seminggu sekali minta ijin ortu ke warnet karena ada tugas. Dan demikianlah sebulan terakhir ini anak Kang Samad sedikitnya 2 kali dalam seminggu minta ijin ke warnet karena "tugas sekolah".

Artikel ini semoga bisa membantu memberikan sikap kepada siapapun Anda, bagaimana yang terbaik untuk anak, adik, keponakan atau Anda sendiri. Yakni antara kebutuhan, manfaat, hiburan dan risiko internet. Aku tidak memiliki latar belakang yang mendukung untuk berpendapat terlebih bernasihat. Tetapi sebagai pengajar les private komputer, aku ada sedikit pengalaman yang silahkan dipetik sendiri.

Saat ini aku memiliki 3 murid private, pertama bernama Lenny siswi SMP favorit di Surabaya - anak tunggal dari pasangan yang berkelebihan dalam materi. Yang kedua dipanggil Siti, siswi SMU swasta di Sidoarjo - anak pengusaha peternakan yang juga berlimpah penghasilan. Tetapi kedua anak ini memiliki orang tua yang bertolak dalam hal kepercayaan kepada anak dalam urusan internet. Dan terakhir adalah seorang kepala sekolah SMU yang sudah hampir pensiun.

Sore itu adalah jadwalku ngelesin Pak Yayan, yang kepala sekolah itu. Pak Yayan memiliki tiga anak lelaki, yang sulung dan yang kedua sudah hidup sendiri di perantauan, yang masih tinggal di rumah adalah anak bungsunya yang saat ini masih kelas 5 sekolah dasar. Karena di SMU yang dikepalainya sudah hampir seminggu nyambung speedy, Pak Yayan minta diajari internet dan email. Menurut pengakuannya, bapak ini tidak pernah tahu yang namanya internet. Meskipun sudah memiliki email address, Pak Yayan selalu minta tolong seseorang di sekolah untuk periksa mail boxnya, kalik ada email masuk. Demikian pula kalau ingin compose email. Tidak ada yang bisa dilakukannya sendiri.

PC Pak Yayan di rumah yang masih Pentium 3 itu sudah ada modemnya. Tetapi jika mau internetan, mesti ngeler kabel sepanjang 4 meter untuk nyambungin dari pc ke roset terdekat. Ketika aku tanya siapa yang biasa pakai internet, menurutnya tidak ada. Tetapi aku melihat di desktop sudah ada shortcut telkomnet. Masa bodolah, dia bilang internet gak pernah ada yang pakai, apa peduliku?.

Setelah berhasil dial up, mulailah aku menjelaskan apa itu browser beserta macamnya, search engine dan lain-lain yang menurutku perlu bapak ini tahu. Ketika aku bermaksud memberikan contoh mengetikkan keyword "SMU" di google, ups! gile! autocompletenya memberikan list mulai dari sex... bla.. bla.. bla.. Juga nama-nama bintang nudis. Belum sempat aku berusaha menghilangkan histori ini, jendela baru terus bermunculan menampilkan "walang kekek" dan variannya. Jejak siapakah ini? Jelas saja aku hanya berpikir tentang anak Pak Yayan yang baru kelas 5 SD itu.

Berikutnya: Namanya Lenny, sedang dalam tugas sekolah untuk membuat animasi menggunakan flash dan harus dipasang di halaman web. Tuh, SMP sekarang sudah dapet tugas beginian. Aku dipertemukan dengannya oleh sebuah Lembaga Bimbingan Belajar yang memang sebelumnya pernah aku mendaftarkan diri sebagai tenaga pengajar private ke seluruh Bimbingan Belajar yang ada.

Aku menilai orang tua Lenny "sangat percaya" kepada anaknya. Terbukti anak ini telah mengetahui banyak konten internet. Selain menggunakan pc, akses internet via perangkat mobile juga biasa dilakukannya. Meskipun daftar bookmarknya sudah panjang sekali, tetapi memang anak ini bisa dipercaya. Intrenet sudah menjadi kebutuhan keluarganya. Sehingga anak menyadari bahwa dirinya belum cukup mampu untuk mengelabuhi ortu. Yang jelas, Lenny saat ini adalah siswi peringkat yang menjadi andalan sekolahnya.

Terakhir: Siti. Kepadaku Abahnya bercerita banyak tentang batasan yang diberlakukannya terhadap anak bungsunya, Siti. Mulai larangan mengikuti kegiatan karang taruna sampai larangan belajar bersama. Seluruh kegiatan yang mengharuskan ke luar rumah harus didampingi oleh umiknya.

Umik ini ternyata memiliki banyak sekali berita buruk yang bermula dari internet dan HP. Berita yang diperolehnya dari beberapa halaman surat kabar yang sengaja dikumpulkannya. Tetapi Umik belum sekalipun tahu yang namanya internet.

Sayangnya aku tidak tahu apa yang telah dilakukan Siti sehingga orang tua memperlakukannya demikian. Tetapi apabila perlakuan orang tua Siti ini hanya sebuah tindakan preventif, maka sungguh kasihan Siti. Sampai-sampai untuk memiliki HP saja Siti tidak diijinkan.

Cerita ini yang aku sampaikan kepada Kang Samad sebagai jawaban atas pertanyaannya kepadaku: "Bagaimana sebaiknya sikapku kepada anakku?"

Yang sekarang bikin aku bingung, bagaimana caranya "menyelinapkan" keyword Djarum Black atau Djarum Black Slimz ke dalam artikel ini?

1 comment:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More